Burnout pada Karyawan🔥

cute-cat-wallpapers.jpg

Pada hakikatnya bekerja merupakan bagian dari kehidupan manusia guna mendapatkan imbalan untuk memenuhi kebutuhan  sehari-hari. Namun, adakalanya rutinitas dalam pekerjaan membuat sseseorang mengalami  burnout (kejenuhan kerja). Burnout merupakan tipe khusus ketegangan yang mencerminkan sebuah kepercayaan bahwa beberapa sumber untuk menanggulangi kondisi-kondisi yang menekankan adalah jarang atau tidak ada, yabg meninbulkan seseorang mengalami keputusasaan, keletijan dan kelelahan  kognitif.

Menurut Cooper (2001), dampak psikologis yang paling sering terjadi pada para pekerja dalam bidang pelayanan adalah burnout. Burnout merupakan sindrom yang paling sering mempengaruhi  ppekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan (Togia, 2005).  Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pekerja human service  (seperti perawat, guru, polisi, pekerja sosial atau buruh pabrik) mengalami burnout dalam merespon terhadap stres kerja. Namun burnout bisa saja muncul diberbagai jenis pekerjaan, termasuk pekerjaan dengan latar belakang non human service.

Bahrul (2003) dalam penelitiannya memaparkan bahwa stresor pada karyawan cukup bervariasi, berdasarkan urutannya lima stressor terbesar adalah: 1)beban kerja berlebihan (82,2%); 2) pemberian upah yang tidak adil (57,9%); 3) kondisi lingkungan kerja (52,3%); 4) beban kerja kurang (48,6%); 5) tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan. Burnout dapat menyebabkan sitiasi dimana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi dan menarik diri dari pekerjaan.

Menurut Sihotang (2004), Burnout dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah, Faktor Eksternal meliputi; kurangnya  kesempatan promosi; imbalan yang diberikan tidak mencukupi;  pekerjaan yang monoton; lingkungan kerja yang kurang baik

5 steps to be a young leader

Gambar

Being a young leader in the office is not impossible. But there’s good if leadership attitude was fostered from the beginning. There are 5 steps to be a young leader

  1. Starts leading in the small scope

You can be chairman in the class, you can be chairman on the organization or you can be chairman of young people of your environment at home , which is called karang taruna.

  1. Join the training course .

Normally on university we can join the training course when we join UKM at the begining so we have an activity which called DIKLAT. On the diklat we will give a leadership skill matter. It included as training course.

  1. Learn the organizational culture

You can pay attention and observe how your boss treats his/ her crew at the office. And then you will know what the expectation of your boss. Beside that you have to learn about the responsibility, history or philosophy of the business , and the aim of company.

  1. Willingness to learn more

Unlike the leaders who have for years career, the young leader should be have a big willingness to learn. Always have a curious and vibrant to absorb new information.

  1. Show your initiative

A great leader always launched the careers bt being proactive and show initiative. For example, we can offering ourself to be a charge of a project or tou can lead a small team in your office. If you have not experince in that field, do not hesitate to ask for help to others who might be able to sgive you more knowledge.

 

MAKALAH PERENCANAAN – PENGANTAR MANAJEMEN

(semoga bermanfaat)

MAKALAH

PERENCANAAN

PENGANTAR MANAJEMEN

 

Disusun oleh:

Kelompok 1 Kelas Manajemen II B

Fitri Ayu Meriana   201310160311082

Arlita Aprilia Dewi   201310160311062

Sulviana Bandia     201310160311099

Sarah Pusparini       201310160311109

 

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Bisnis

2014 / 2015

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………….     3
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………………….     3
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………     3
1.3. Tujuan ………………………………………………………………………………………………….     4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………..     5
2.1. Pengertian dan Pentingnya Perencanaaan ……………………………………….     5
2.2. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Manajemen lainnya ………….     7
2.3. Tipe-Tipe Perencanaan ………………………………………………………………………     7
2.4. Proses Penyusunan Perencanaan …………………………………………………….     8
2.5. Pendekatan dalam Perencanaan ……………………………………………………….     8
2.6. Perbedaan Tujuan dan Rencana ……………………………………………………….     9
2.7. Masalah Kontemporer dalam Perencanaan ……………………………………….     9
2.8.Perencanaan yang efektif dalam Lingkungan ……………………………………   10
2.9. Hambatan dalam Penetapan, Perencanaan dan Cara Mengatasinya..   11

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………………    13
3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………    13
3.2. Saran ……………………………………………………………………………………………………..    13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………    14

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

1.2   Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:

  1. Apa pengertian perencanaan ?
  2. Apa saja tipe-tipe perencanaan ?
  3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara mengatasinya?

 

 

1.3   Tujuan

Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pengertian perencanaan; (2) mengetahui macam-macam perencanaan; (3) mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara mengatasinya.

 PEMBAHASAN

 

2.1      Pengertian Dan Pentingnya Perencanaan

  1. Pengertian perencanaan

Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai dengan bidang yang mereka kaji dan amati dalam perencanaan. Namun, dalam konteks ini perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:

  • Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.
  • Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah mana organisasi dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun umum,tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.
  • Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang kadang kala tidak efektif
  • Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
  • Tujuan . Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan oleh organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang mencoba untuk memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga apa yang dibutuhkan tercapai. Dengan demikian perncanaan paling tidak harus memiliki tiga aspek utama yaitu,

I.          Menyangkut masa yang akan datang.

II.          Harus menyangkut tindakan.

III.          Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang akan diambil oleh perencana.

 

 

 

  1. Pentingnya Suatu Perencanaan

Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai tujuan. Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti. Lingkungan yang berubah begitu cepat menuntut siapa pun baik perseorangan maupun lembaga untuk selalu membuat rencana. Tanpa membuat perencanaan, organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi ancaman perubahan lingkungan.

Banyak faktor yang mempengaruhi pentingnya pembuatan suatu perencanaan antara lain; perubahan ekonomi, kemajuan teknologi, perubahan iklim, perubahan selera konsumen, gejolak politik, dan sistem keamanaan yang tidak terjamin memberikan banyak tantangan yang harus dihadapi walaupun penuh dengan resiko.

Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi dalam mencapai tujuannya, perencanaan juga memiliki peranan penting lainnya, seperti:

a)   Untuk mengkooordinasikan usaha-usaha

Didalam suatu organisasi pekerjaan-perkerjaan dilakukan individu dan kelompok yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Maka perlu dilakukan koordinasi, agar tujuan dan kepentingan itu tidak keluar dari tujuan organisasi.

b)   Untuk mengatasi perubahan

Dengan adanya perencanaan yang matang maka perubahan-perubahan potensial yang akan terjadi akan dapat diantisipasi secepat mungkin.

c)    Untuk pengembangan manajer

Manajer harus bertindak proaktif dan membuat hal-hal terjadi dan bukan sebaliknya, bertindak rekatif dan membiarkan hal-hal terjadi. Tindakan perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer untuk berfikir ketika mereka mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

d)   Untuk pengembangan standar kinerja

Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu akan menjadi standar kinerja untuk masa yang akan datang. Tanpa perencanaan, standar performa mungkin menjadi tidak rasional dan subjektif.

 

 

 

2.2      Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi-Fungsi Manajemen Lainnya .

Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi.

– Pengorganisasian dan penyusunan personalia

Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

– Pengarahan

Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.

– Pengawasan

Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering d sebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

 

2.3      Tipe-Tipe Perencanaan

Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun bentuk pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis perencanaan lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud

¨                  Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada organisasi secara keseluruhan dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi. Rencana strategis dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
  • Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional tertentu dari sebuah organisasi.

¨                  Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:

  • Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu lebih dari 3 tahun.
  • Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun.

¨      Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:

  • Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak memberikan ruang bagi interpretasi.
  • Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus tetapi tidak membatasi manajer padaa tujuan spesifikasi atau serangkaian tindakan

¨      Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:

  • Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
  • Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk aktivitas yang dilakukan

 

2.4      Proses Penyusunan Perencanaan

Perencanaan sebagai suatu proses merupakan suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses penyusunan perencanaan itu terdiri dari:

  1. Merumuskan misi dan tujuan
  2. Memahami keadaan saat ini
  3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan
  4. Menyusun rencana kegiatan untuk mencapai tujuan

 

2.5      Pendekatan Dalam Perencanaan

Terdapat berbagai macam pendekatan-pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses penyusunan perencanaan. Pendekatan tersebut diantaranya adalah:

–  Pendekatan perncanaan Inside – out Dan perencanaan outside – in.

–  Pendekatan perencanaan Top – Down dan perencanaan bottom – up.

–  Pendekatan perncanaan contingency

2.6      Perbedaan Tujuan Dan Rencana

Perencanaan sering disebut fungsi manajemen yang utama karena menentukan dasar untuk semua hal lainnya yang dilakukan para manajer ketika mengelola,memimpin,dan mengendalikan.perencanaan melibatkan dua aspek penting yaitu,tujuan dan rencana.

Tujuan adalah hasil yang diingankan atau target.hal itu memandu keputusan manajemen dan membentuk kriteria terhadap hasil kerja yang diukur.karena itulah tujuan sering disebut dasar perencanaan. Sedangkan, rencana adalah dokumen yang menentukan kerangka bagaimana tujuan itu akan terpenuhi.

Jenis-Jenis Tujuan

Tujuan yang dinyatakan adalah pernyataan resmi tentang apa yang dikatakan organisasi dsn yang ingin diyakini para pemangku kepentiingan tentang tujuannya.

Tujuan riil adalah tujuan yang secara aktual dikejar oleh organisasi,seperti yang di definisikan oleh tindakan para anggotanya.

 

2.7      Masalah Kontemporer Dalam Perencanaan

Perencanaan formal organisasi telah menjadi populer pada tahun 1960 an dan sebagaian besar masih populer hingga dewasa ini.Masuk akal bagi sebuah organisasi untuk menetapkan target dan beberapa arahan.tetapi kita telah menentang beberapa asumsi dasar perencanaan :

  1. Perencanaan dapat menyebabkan kekakuan.

Perencanaan formal dapat mengunci organisasi ke tujuan spesifik yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu.

  1. Rencana tidak dapat dikembangkan untuk lingkungan yang dinamis.

Lingkungan bisnis saat ini sering kali bersifat acak dan tidak dapat diprediksi. Mengelola pada kondisi seperti ini akan membutuhkan fleksibiltas dan hal itu dapat berarti tidak terikat pada rencana formal.

  1. Rencana formal tidak dapat mengganti intuisi dan kreatifias.

Organisasi sering kali mengalami kesuksesan karena visi inovatif sesorang dan usaha perencanaan mungkin menghalangi visi seperti itu.

  1. Perencanaan memfokuskan perhatian manajer pada persaingan dewasa ini,bukan kemampuan bertahan hidup esok.

Perencanaan formal mempunyai kecendurungan untuk berfokus pada bagaimana mengkapitalisasi peluang bisnis yang ada dalam sebuah industri, tetapi tidak memungkinkan manajer untuk mempertimbangkan penciptaan atau penciptaan-ulang sebuah industri.konsekuensinya, rencana formal dapat menghasilkan kesalahan yang mahal pada saat kompetitor lain mengambil alih pimpinan.

  1. Perencanaan formal memeperkuat kesuksesan,yang dapat menimbulkan kesalahan.

Kesuksesan dapat melahirkan kegagalan dalm melahirkan kegagalan dalam lingkungan yang tidak pasti.sulit untuk mengubah rencana yang telah terbukti di masa lalu. Rencana yang berhasil dapat memberikan perasaan yang palsu tentang keamanan, yang mempertebal keercayaan diri atas rencana formal ketimbang yang dijaminkan.

  1. Hanya perencanaan belumlah cukup

Tidak cukup bagi manajer cukup hanya merencanakan. Anda harus mencanangkan rencana ke dalam gerakan dan melakukannya.

 

 

2.8      Perencanaan Yang Efektif Dalam Lingkungan Dinamis

Lingkungan eksternal berubah terus-menerus. Sebagai contoh, WiFi telah merevolusi semua jenis industri, mulai dari penerbangan hingga manufaktur mobil ke manufaktur mobil ke super market. Perusahaan menggunakan internet untuk desain produk yang diinginkan pelanggan. Jumlah yang di belanjakan untuk makan di luar ketimbang memasak rumah diperkirakan akan turun. Harga minyak mentah telah mencapai rekor tertingginya. Dan para ahli percaya bahwa China dan India akan mentransformasikan perokonomian global pada abad dua puluh satu. Bagaimana manajer merencanakan secara efektif apabila lingkungan eksternal berubah terus-menerus?

Dalam lingkungan yang tidak pasti, manajer harus mengembangkan rencana yang spesifik tetapi fleksibel. Walaupun hal ini mungkin terlihat bertolak belakang, namun rencana membutuhkan spesifikasi. Rencana berfungsi sebagai peta jalan, walaupun tujuannya dapat berubah karena kondisi pasar yang dinamis. Manajer harus siap untuk mengubah arah apabila kondisi lingkungan mengharuskannya.

   

 

 

2.9      Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanan dan Cara Mengatasinya

 

  1. Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanaan

 

Efektifitas penting bagi seorang manajer, seringkali dalam pengembangan perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan – hambatan. Terdapat dua hambatan utama dalam pengembangan rencana yang efektif, yaitu :

  • Penolakan dari dalam diri perncanaan terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya.

David A. Kolb dan kawan – kawan mengemukakan beberapa alasan mengapa manajer ragu – raguatau seringkali gagal dalam menetapakan tujuan organisasi

a.)    Keengganan melepaskan tujuan alternatif

b.)    Ketakutan akan kegagalan

c.)    Minimnya pengetahuan tentang organisasi

d.)    Minimnya pengetahuan tentang lingkungan

e.)    Kurangnya percaya diri

 

  • Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana karena perubahan yang akan ditimbulkan.

Terdapat tiga alasan mengapa anggota organisasi dapat menolak perubahan – perubahan yang akan terjadi.

a.)    Ketidakpastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan

b.)    Kengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada

c.)    Kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan

 

B. Mengatasi Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perncanaan

  1.        Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana

Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana.

Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.

 

 

  1. Komunikasi dan Partisipasi

Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan  rencana harus didengar pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukannya mereka bantu .bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.

  1.        Konsistensi /revisi /dan pembaruan

Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa tujan  seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi  vertikal  berarti bahwa tujuan  seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.

  1.       Sistem Penghargaan yang Efektif

Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.

 

BAB III

PENUTUP

  1.             Kesimpulan

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis. Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu Perencanaan berdasarkan jangkauan, Perencanaan berdasarkan kerangka waktu, Perencanaan berdasarkan spesifisitas, Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan. Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.

 

  1.             Saran

Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.

Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan

DAFTAR PUSAKA

 

L. Daft Richard, Manajemen. Edisi enam, Salemba empat, Jakarta, 2006.

Drucker Peter F. Pengantar Manajemen. Jaya Pirusa, Jakarta, 1982

Gibson, Donnelly, Ivancevich, manajemen edisi kesembilan, Airlangga, Jakarta, 1997.

Griffin, Manajemen. Airlangga, Jakarta, 2004.

Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002.

 

 

Contoh Pidato

Gambar

PIDATO oleh Fitri Ayu Meriana (201310160311082)

 

Assalamualaikum Warrohmatullahhi Wabarokatuh

Selamat pagi dan salam sejahterea untuk kita semua

Yang Terhormat Ibu Dra. Arfida Boedirochminarni M.S selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia.

Serta teman – teman yang berbahagia.

 

Pertama – tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan hidayat-Nya kita dapat berkumpul ditempat ini dalam keadaan sehat.

Tak lupa pula solawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat beliaulah kita dapat mengetahui mana yang haq dan yang mana yang bathil.

 

Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya di hari yang cerah ini. Pada kesempatan kali ini saya akan mengajak kita semua untuk menyelami pentingnya pajak dan hubungannya dengan kemandirian bnagsa.

 

Hadirin sekalian, penerimaan Negara bergantung pada penerimaan pajak. Hal ini dikarenakan semakin menipisnya sumber daya alam yang dimiliki Negara seperti minyak dan gas bumi. Sekitar 75 % penerimaan Negara disumbang langsung dari penerimaan pajak. Meskipun ada penerimaan Negara diluar pajak, namun itupun tidak banyak termasuk laba BUMN dan hibah luar negeri.

 

Hadirin yang berbahagia, Jika kita berbicara tentang pajak maka kita akan menemukan istilah dalam pajak yaitu tax ratio. Tax ratio selalu dipakai untuk menentukan tingkat keberhasilan penerimaan pajak di suatu negara. Tax ratio menunjukan pada perbandingan antara penerimaan pajak dengan produk domestic bruto (PDB). Dalam kajian ekonomi makro diyakini bahwa tax ratio berbanding lurus dengan tingkat kemandirian suatu bangsa. Semakin besar penerimaan pajak suatu Negara maka akan semakin mandiri bangsa tersebut. Mandiri disini diartikan sebagai kemampuan suatu Negara untuk membiayai pengeluarannya menggunakan dana sendiri tanpa terikat dana dari luar (hutang luar negeri). Pada tahun 2012 tax ratio di Indonesia mencapai 12,3 % bahkan dalam lima tahun terakhir ini Indonesia belum mencapai tax ratio 14 %. Padahal negara – negara yang lebih miskin dari Indonesia sudah melampaui angka 14%. Ada apa sebenarnya dengan Negara tercinta kita ini ?

Hadirin yang berbahagia, secara garis besar ada dua penyebab masyarakat enggan membayar pajak. penyebab yang pertama, “Buat apa saya membayar pajak ?” pertanyaan ini sering kali muncul di benak kita. Banyak masyarakat yang masih beranggapan bahwa pajak merupakan upeti kepada penguasa. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki catatan sejarah kerajaan. Bnayak yang masih beranggapan bahwa pajak merupakan pengalihan kekayaan dari wajib pajak kepada penguasa Negara. Pendapat ini sangatlah keliru. Pajak merupakan bentuk partisipasi warga Negara dalam pembangunan. Jika dahulu para pahlawan berjuang dengan menggunakan bamboo runcing, maka di zaman sekarang kita dapat berjuang dengan membayar pajak demi Indonesia yang lebih baik.

 

Hadirin yang saya hormati, kurangnya partisipasi masyarakat dalam membayar pajak juga dikarenakan sedikitnya masyarakat yang merasakan secara langsung hasil pembangunan dari pajak tersebut. Jika saja pembangunan yang digerakkan pemerintah banyak dirasakan atau bahkan bias dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia seperti pembangunan jalan, pendidikan gratis sampai jenjang tertinggi, pengobatan gratis di rumah sakit secara layak, pembangunan jembatan, dan lain – lain, maka hal ini akan meningkatkan gairah masyarakat untuk membayar pajak. Nah, untuk memeratakan hasil pembangunan tersebut, tentunya pemerintah membutuhkan dana, dana tersebut dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat sebagai wajib pajak. Jadi hubungan ini sebenarnya layaknya lingkaran yang saling terkait satu sama lain.

Hadirin sekalian, penyebab yang kedua adalah system perpajakan di Indonesia. Sebagaiman kita ketahui, Indonesia menggunakan system self assestment yang menempatkan wajib pajak sebagai pihak yang aktif dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Dalam system ini wajib pajak diberi kebebasan untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri penghasilan yang mereka terima dalam satu bulan ke kantor pajak. Bagi perusahaan – perusahaan besar hal ini tentu tidak menjadi masalah, karena mereka memiliki divisi khusus pajak yang akan mengurusi keperluan pajak. namun, bagaimana dengan pedagang kecil, orang pribadi dan pelaku UMKM yang pengetahuan pajaknya minim?. Mereka harus membagi waktu antara berdagang dan melaporkan keajiban pajaknya setiap bulan. Meskipun Direktorat Jenderal Pajak sudah melakukan sosialisasi mengenai pelaksanaan kewajiban perpajakannya, namun tetap saja hal ini menyita waktu mereka. Mungkin perlu dibuat suatu terobosan baru dalam system pembayaran pajak bagi para pelaku UMKM. Belajar dari pemungutan pajak daerah, mungkin Dirjen Pajak bisa menerapkan system jemput bola bagi para pelaku UMKM. Sebab kebanyakan dari mereka bukan tidak mau melainkan tidak mengerti caranya membayar pajak.

 

Hadirin yang berbahagia, perlu kita sadari bersama bahwa pajak ialah harga diri bangsa. Karena jika penduduk disuatu Negara enggan membayar pajak, maka demikian juga dengan orang asing yang tinggal di Negara itu. Alhasil kita hanya menjadi penonton tatkala hasil alam dikeruk dan digali dari perut ibu pertiwi oleh para perusahaan multinasional tanpa membayar pajak sepeser pun. Bangsa ini tidak mungkin menggantungkan nasibnya pada hutang luar negeri. Tidak hanya kerepotan membayar bunga hutangnya tetapi dibalik hal tersebut ada kepentingan politis para Negara – Negara donor.

 

Hadirin sekalian, Idealnya, biaya pembangunan di suatu negara harusnya dibiayai oleh rakyat di negara tersebut melalui setoran pajak. Inilah mengapa dikatakan pajak sebagai harga diri bangsa. Karena pajak sebagai harga diri bangsa, seharusnya setiap wajib pajak merasa bangga setelah melakukan kewajibannya kepada negara. Setiap pembayar pajak adalah pahlawan pembangunan yang sesungguhnya.

 

Hadirin yang saya hormati, demikian pidato yang dapat saya sampaikan, semoga dengan pidato ini makin menyadarkan kita akan pentingnya pajak untuk kemandirian bangsa dan dapat meningkatkan gairah kita untuk berjuang demi Indonesia melalui pajak yang kita bayarkan.

 

Apabila ada sikap dan tutur kata yang  kurang berkenan dihati hadirin sekalian, saya mohon maaf.

 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

Contoh Teks MC Formal

SUSUNAN ACARA

PELANTIKAN PENGURUS LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua

Yang terhormat Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Psi.

Yang terhormat Dekan Fakutas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si.

Yang terhormat Pembantu Dekan III Fakutas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Drs. Warsono, M.M.

Yang terhormat, ketua lembaga Yudikatif, Eksekutif, dan Legislatif mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang

Beserta segenap hadirin yang berbahagia

Pertama – tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka Pelantikan Pengurus Lembaga Eksekutif dan Legislatif mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

Kedua kalinya, shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Karena Beliaulah sang revolusioner sejati yang telah menyelamatkan kita dari kejahiliyahan menuju keislaman.

Hadirin yang saya hormati, atas nama pembawa acara izinkan saya membacakan susunan acara pada kegiatan Pelantikan Pengurus Lembaga Eksekutif dan Legislatif mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, yang antara lain sebagai berikut;

  1. Pembukaan
  2. Pembacaan ayat suci Al-qur’an
  3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya
  4. Pelantikan pengurus Lembaga Eksekutif dan Legislatif mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang
  5. Sambutan-sambutan
  6. Doa
  7. Penutup

Hadirin yang saya hormati, marilah kita buka upacara pelantikan pengurus lembaga Eksekutif dan Legislatif mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang ini dengan bacaan basmalah. (Bismillahirrahmanirrahim).

Acara yang kedua pembacaan ayat suci Al-qur’an yang akan dilantunkan oleh saudara Nafiul Rizal, kepadanya kami persilahkan. Terimakasih kepada saudara Nafiul Rizal

Acara selanjutnya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya yang akan dipimpin oleh saudari Saskia Annisa, hadirin dimohon berdiri

Terimakasih, hadirin dipersilahkan duduk kembali

Menempati acara inti yakni Pelantikan pengurus Lembaga Eksekutif dan Legislatif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, yang secara langsung akan dipimpin oleh ketua Senat Mahasiswa fakultas Ekonomi, dan dilantik oleh Dekan Fakultas Ekonomi,

Kepada saudara Abdullah dan Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si kami persilahkan

(kepada segenap ketua lembaga BEMFA dan HMJ beserta pengurus harian kami persilahkan maju kedepan untuk dilantik). Terimakasih

Acara yang kelima sambutan-sambutan,

Sambutan yang pertama dari ketua BEM Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, kepada saudara Andhika Ramadhanni kami persilahkan.

Terimakasih kepada ketua BEM Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang atas sambutannya.

Selanjutnya sambutan dari Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu Dr. Diah Karmiyati, M. Psi, kepada beliau kami persilahkan.

Terima kasih kepada Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang atas sambutannya.

Sambutan yang ketiga dari Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si., kepada beliau kami persilahkan

Terimakasih kepada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang atas sambutannya.

Selanjutnya, do’a yang akan dipandu oleh Ustadz Muhammad Zainul Mubarok, kepada beliau kami persilahkan.

Terima kasih kepada ustadz Muhammad Zainul Mubarok.

Hadirin yang saya hormati, acara demi acara telah terlampui, kita tiba saatnya pada rangkaian acara yang terakhir, yakni penutup. Marilah kita tutup acara Pelantikan pengurus lembaga Eksekutif dan legislatif mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang ini dengan bacaan hamdalah. (Alhamdulillahirabilalamin)

Saya selaku pembawa acara dan seluruh panitia penyelenggara , apabila ada sikap dan tutur kata yang  kurang berkenan dihati hadirin sekalian, kami mohon maaf.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh